Apa yang menghalangi kita untuk MARAH
Jika marah itu menjadikan hal yang BAIK dan MEMBAIKAN
Dan apa yang mewajibkan kita untuk SABAR
Jika sabar itu mengakibatkan KEMUDHORATAN dan KEMAKSIATAN
Kita diberikan AKAL untuk BERPIKIR
Jika BENAR ikutilah,
jika SALAH rubahlah dengan kemampuan yang tersandang pada diri kita.
Kita tidak diberikan akal hanya untuk MENGIKUTI tanpa berpikir terlebih dahulu. Berpikirlah,
karena pada essensinya apa yang saat ini ada pada diri kita itulah yang terbaik
menurut Allah untuk kita setakat ini.
Jika salah, ............. mengapa DIAM, Apa alasan kita
untuk DIAM sementara Tuhan Yang Maha Tahu memerintahkan kita untuk merubahnya ?
Jika benar ............ mengapa DIAM, Apa alasan kita
untuk DIAM sementara Tuhan Yang Maha Tahu memerintahkan kita untuk mengikuti ?
Apa kita punya ILMU sehingga membelakangi PERINTAH ILMU ?
Jika HANYA mengikuti, .................... anak bebekpun
BISA
Jika HANYA mendiamkan, .................... batu
karangpun MAMPU
Didalam Islam ada hadist untuk kita terapkan dalam menyikapi suatu kemungkaran.
“Barang siapa di
antara kalian melihat suatu kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya,
jika tidak mampu, maka dengan lisannya, jika ia masih tidak mampu, maka dengan hatinya
dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR.
Muslim).
Itulah bunyi lengkap
Hadits Nabi SAW yang sering kita dengar digunakan untuk mencegah
maksiat/kemungkaran. Sebenarnya banyak sekali pekerjaan yang bisa dilakukan
oleh tangan. Tangan iktibar Kuasa.
Tangan bisa dipakai
untuk memukul, mementung, atau melempar batu. Tapi selain itu tangan juga bisa
untuk membelai, dan menulis. Jika memukul itu akan menjadi sesuatu yang baik,
pukul-lah. Memukul juga ada aturannya yakni memukul pada tempat yang tidak membahayakan.
Tanganpun bisa
membelai. Belailah jika belaian itu memdatangkan kebaikan, jika mendatangkan
keburukan balikan tangan lalu pukul-lah dengan pukulan yang tidak membahayakan.
Lalu bagaimanakah sikap kita seharusnya?
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Al Ahzab:21)
Sesuai ayat di atas tiadalah contoh yang lebih baik dalam
bertindak selain dari Rasul SAW. Termasuk pula bertindak terhadap kemungkaran
dan kemaksiatan.
Diam adalah salah satu bagian dari mencegah suatu
kemungkaran. Namun bukan dengan diam tanpa usaha. Diam yang tanpa usaha hanya
sebongkah batu yang tak memiliki akal dan nalar dalam suatu kepindahan atau
hijrah dari sesuatu yang baik kepada yang lebih baik.
Share This
Like This
No comments :
Post a Comment
Silahkan menyampaikan pertanyaan, komentar dan saran serta masukan untuk menjadi bagian dalam perbaikan