tav

01 January 2010

Tentang Akoe



I. KALAULAH BUKAN KARENA ETIKA, PASTILAH TIDAK KAN PERNAH ADA ....

Akoe. Satu diantara ciptaan Yang Kuasa yang ingin belajar dari hidup dan kehidupan agar menjadi lebih baik dan membaikan.

Pertama Akoe terlahir sekitar 45 tahun yang lalu dari seorang ibu yang sederhana dan bapak seorang PNS yang bersahaja.
Kelahiran keduakoe terjadi sekitar 12 tahun yang lalu saat aku tersadar dari mimpi keduaniaan yang selama ini menghijabku dengan pandangan sebatas dunia, sementara aku memiliki alam lain selain dunia yang harus aku jalani dengan jalan yang sama sekali belum aku ketahui.

Terlahir yang kedua kali ini aku berusaha untuk BELAJAR dalam segala hal yang menjadi kewajibankoe dalam menerangi jalan sisi kehidupanku yang lain.
belajar dalam menuntut ilmu
belajar dalam mengamalkan ilmu
belajar dalam diam dan sibukku
belajar dalam segala hal selama aku masih dihidupkan dalam kehidupan ini

Bagiku tak pernah ada yang namanya amal selain belajar beramal.

Akoe seorang PNS yang namanya tertulis kecil dengan tinta abu-abu diantara jutaan PNS yang sibuk mengabdi pada bangsa dan negara dengan idealisme. Duapuluh satu tahun terhitung saat ini aku “mengabdi” pada lembaga non departemen di Pulau Batam. Biasa-biasa saja dan tak memiliki sesuatu yang harus ditonjolkan.

Dan akoe punya harapan BESAR terhadap perubahan paradigma berpikir dalam segala prinsip keilmuan yang berkembang didalam lingkup ke-PNS-an. Walau itu cendrung hanya sebatas mimpi namun paling tidak aku akan dapat berkata pada Tuhanku, bahwa Aku Pernah bermimpi untuk TIDAK membenarkan yang biasa namun MEMBIASAKAN yang benar.

Melalui blog ini aku hanya berharap dapat mengikuti sesuatu yang baik dan membaikan untuk semua. Apapun tanggapannya karena bagiku yang baik dan membaikan memiliki unsur yang disukai maupun yang tidak disukai. Apapun bentuknya semua menjadi satu, tinggal bagaimana kita memilah dan memilih mana yang sesuai dan cocok untuk diterapkan dalam kehidupan pribadi.


II. KALAULAH BUKAN KARENA RASA, PASTILAH TIDAK KAN PERNAH BISA ....

Dalam kehidupan yang penuh dengan warna dan warni yang terkadang aku sukai, terkadang tidak aku sukai. Kalau hanya warna dan warni tersebut tentunya tak adalah hak bagiku untuk menghindarinya. Semua diadakan untuk disikapi, demikian prinsip hidupku.

Sebagai seorang PNS yang namanya tertulis kecil dengan tinta abu-abu diantara jutaan PNS akupun sama dengan mereka yang berkeinginan hidup mapan dan bahagia. Berbagai tupoksi pernah aku jalani walau terkadang sebagian besar aku tak menginginkannya karena memang aku tak ingin namun tetap aku jalani. Sekali lagi bukan suka atau tidak suka namun lebih kepada tanggungjawab dan loyalitasku pada negara walau prosentasenya seukuran mikro.

Tupoksi terakhir yang aku geluti adalah sebagai Sekretariat ULP dan Sekretaris Pokja pada lembaga yang aku banggakan. Jujur, tupoksi ini aku lakukan karena dipaksa dan terpaksa. Dipaksa karena sampai detik terakhir Rakor, aku tak berkeinginan hadir karena memang tak ingin menjadi bagian dari Unit Layanan Pengadaan. Namun akhirnya perintah atasan kepada bawahanlah yang melangkahkan kakiku ke Unit Layanan Pengadaan. Sontak aku membaca Bismillah dan Innalillah. Bergelutlah aku didalam kegiatan yang hampir 10 tahun telah aku tinggalkan semasa Kepres 80/2003 berikut perubahannya. Dengan dikeluarkannya Perpres 54/2010 seluruh proses pembelanjaan dan pengadaan harus dilakukan oleh Unit baru bernama ULP/Pejabat pengadaan.

Alhamdulillah selama di Unit Kerja baru tersebut aku menghasilkan beberapa gebrakan terutama dalam meningkatkan kinerja dan kekompakan team dalam bekerja. Hal itu penting menurutku karena tanpa kekompakan didalam teamwork maka akan menghasilkan kerja yang tidak utuh. Penghargaan atas usulan dan saran setiap anggota juga aku utamakan karena didalam pokja semua anggota memiliki hak yang sama, termasuk mengakomodir prinsip dissenting opinion dalam pengambilan putusan hasil lelang. Aku berusaha menghargai setiap usulan walau terkadang tak memiliki dasar dalam perpres tentang pengadaan.

Memanajerial bagiku merupakan unsur pokok dalam segala hal didalam teamwork. Diskusi tentang pengadaan seminggu sekali juga aku anggap sebagai ruang mereview hasil kerja dan masalah berikut solusinya.

Everything will be oke, demikian kalimat yang suka aku ucapkan

Tekanan!
Wow, tak ada laut yang tak bergelombang. sekecil apapun kita pasti merasakannya, ini birokrasi bercampur politis. Tekanan, kebenciaan plus kecurigaan, kepercayaan plus semangat berbaur menjadi satu. Sempat memang terlintas untuk alih profesi jadi pedagang agar terhindar dari intervensi dan tekanan. Namun kembali terlintas mengapa aku ada dan diadakan-lah yang membuat aku masih ada didalam .

Pada tahun ke 2 aku mengajukan surat pengunduran diri sebagai bagian dari ULP dan Pokja kepada kepala instansiku. Alasanku karena aku kurang mampu beradaptasi. Hasilnya ... seperti yang aku prediksikan, aku dianggap dissersi. Luar biasa.

Singkatnya setahun kemudian aku menghadap langsung dan minta tolong untuk dimutasikan ke bagian lain dengan membawa sekeranjang argumen. Alhamdulillah aku diijinkan dimutasi dengan catatan tetap bersedia membantu. Langsung oke.

Tidak masalah, karena membantu tidak harus ada didalam sistem khan!
Paling tidak aku masih memiliki Harga Diri yang tak ingin seorangpun bisa mengukurkannya .

Terima kasih Allah.





Share This


Like This

3 comments :

  1. assalamualaikum pak, untuk korespondensi bisa email kemana? trims..

    ReplyDelete
  2. asmlkm pak,
    Tulisan2nya oke banget untuk pencerahan dan pencerdasan anak2 bangsa......
    Semoga Allah tetap memberikan rahmat dan berkah kepada bapak untuk terus berkarya.....

    ReplyDelete

Silahkan menyampaikan pertanyaan, komentar dan saran serta masukan untuk menjadi bagian dalam perbaikan