tav

24 November 2014

Aku rindu Indonesia doeloe

INDONESIA!

Siapa yang tak mengenal nama itu. Nama sebuah gugusan pulau yang membentang dari Barat ampe ke Timur terbentang sepanjang 5150 km dari Samudera Indonesia hingga Samudera Pasifik. Nama yang menyandang predikat yang bejibun, mulai dari Negara Kepulauan Terbesar, Negara dengan suku bangsa terbanyak, negara dengan bahasa daerah yang terbanyak, negara dengan luas laut terluas, dan ter-ter lainnya yang jika dikumpulkan niscata satu keranjang penuh.

Itulah Indonesia.
Indonesia tanah airku, aku berjanji padamu. Titik !


Indonesia Negeri yang kaya dengan sejuta pesona Yang Terbentang dari Sabang Sampai Merauke. Indonesia selain dikenal dengan negara kepulauan terbesar di dunia dan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia juga memiliki hal-hal yang patut kita banggakan terutama karamahtamahan penduduknya, kenyamanan duduk bersenda, ketenangan jalan berdua, dan kedamaian baring diberanda. Namun itu dulu !
Saat aku masih berada pada 15 tahun yang lalu. Santai bernyanyi tanpa terusik teriakan sirine. Menari dilapangan tanpa takut dilempari, dan jalan di trotoar tanpa khawatir dipelucuti.
Itulah Indonesia. Aku merasakan itu, karena aku rakyat Indonesia, bukan politikus atau sejenisnya yang selalu membuat persepsi miring terhadap suasana yang rill.
Aku rindu Indonesia dulu dengan berbagai predikat yang disandangnya. Sing penting aman untuk semuanya bukan untuk segelintir manusia.

Kalaulah saat ini bisa disempurnakan, mungkin aku kan berkata, INDONESIA HEBAT !
Bukan karena birokrasi dan restorasi tapi suasana yang terjadi sangat menenangkan hati.
Tak ada demo yang anarki, tak ada pawai yang mensesaki. Tak masalah barang naik tapi suasana hati tak tertakuti. Tapi sempurna itu berbandingterbalik dengan namanya. Ukurannya tak tenang walau tertulis kaya atau miskin, walau tertera naik atau turun, walau terukir indah atau buruk.

Saat ini,
Indonesia aman dengan catatan !
Indonesia kaya dengan tulisan !
Indonesia makmur dengan ukiran !
Boekan aman, kaya dan makmur di anubari.

Yang semestinya menaungi, justru menakuti !
Yang seharusnya menunjuki justru menyuliti !
Itulah INDONESIA,
Indonesia tanah airku aku berjanji padamu
Hanya selirik usang tempo dulu

Aku rindu Indonesia dulu.
Bukan karena pemimpinnya, masa bodoh untuk itu
Bukan karena kekayaannya, peduli amat akan itu
Aku rindu Indonesia
Karena ada dihati yang menenangi
Aku rindu Indonesia karena alamnya yang menyayangi
boekan memurkai

AKU RINDU INDONESIA DULU

......

Share This


Like This

No comments :

Post a Comment

Silahkan menyampaikan pertanyaan, komentar dan saran serta masukan untuk menjadi bagian dalam perbaikan