tav

29 May 2013

Meniruisme



Yakni, jangan mudah mengenakan dan meniru-meniru ciri kepribadian umat lain. Karena, itu akan menjadi petaka yang tak mudah reda bagimu. Orang-orang yang lupa dengan dirinya sendiri, suaranya, gerakan tubuhnya, ucapannya, kemampuannya, dan kondisinya sendiri, kebanyakan akan meniru-niru budaya bangsa lain. Dan itulah yang disebut dengan latah, mengada-ada, berpura-pura, dan membunuh paksa bentuk dan wujud dirinya sendiri.

Sejak zaman Nabi Adam hingga makhluk terakhir ciptaan Allah, tak pernah ada dua orang yang sama persis rupanya. Maka, mengapa masih ada orang-orang yang memaksa diri untuk menyamakan perilaku dan kepribadiannya dengan bangsa lain?


Anda merupakan sesuatu yang lain daripada yang lain. Tak ada seorang pun yang menyerupai Anda dalam catatan sejarah kehidupan ini. Belum pernah ada seorang pun yang diciptakan sama dengan Anda, dan tidak akan pernah ada orang yang akan serupa dengan Anda di kemudian hari.

Anda sama sekali berbeda dengan aku dan dia. Karenanya, jangan memaksakan diri untuk berbuat latah dan meniru-niru kepribadian orang lain!
Tetaplah berpijak dan berjalan pada kondisi dan karakter Anda sendiri.

Sungguh, tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya masing-masing.(QS. Al-Baqarah: 60)
Dan, bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka, berlomba-hmbalah kamu (dalam berbuat) kebaikan.(QS. Al-Baqarah: 148)

Hiduplah sebagaimana Anda diciptakan; jangan mengubah suara, menganti intonasinya, dan jangan pula merubah cara berjalan Anda!
Tuntunlah diri Anda dengan wahyu Ilahi, tetapi juga jangan melupakan kondisi Anda dan membunuh kemerdekaan Anda sendiri.
Anda memiliki corak dan warna tersendiri. Dan kami menginginkan agar Anda tetap seperti itu; dengan corak dan warna Anda sendiri. Sebab Anda memang diciptakan demikian adanya. Kami mengenal Anda seperti itu, maka jangan pernah latah dengan meniru-niru orang lain.

Umat manusia dengan berbagai macam tabiat dan wataknya seperti alam tumbuhan: ada yang manis dan asam, dan ada yang panjang dan pendek. Dan seperti itulah seharusnya umat manusia. Jika Anda seperti pisang, Anda tak perlu mengubah diri menjadi jambu, sebab harga dan keindahan Anda akan tampak jika Anda menjadi pisang.
Begitulah, sesungguhnya perbedaan warna kulit, bahasa, dan kemampuan kita masing-masing merupakan tanda-tanda kebesaran Sang Maha Pencipta. Karena itu, jangan sekali-kali mengingkari tanda-tanda kebesaran-Nya.

Tiada suatu bencana yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri, melainkan dia telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. (QS. Al-Hadid: 22)

Tinta pena telah mengering, lembaran-lembaran catatan ketentuan telah disimpan, setiap perkara telah diputuskan dan takdir telah ditetapkan. Maka, Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami, melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami." (QS. At-Taubah: 51)

Apa yang membuat Anda benar, maka tak akan membuat Anda salah. Sebaliknya, apa yang membuat Anda salah, maka tidak akan membuat Anda benar.
Jika keyakinan tersebut tertanam kuat pada jiwa Anda dan kukuh bersemayam dalam hati Anda, maka setiap bencana akan menjadi karunia, setiap ujian menjadi anugerah, dan setiap peristiwa menjadi penghargaan dan pahala. Lalu mengapa sebagian dan sebagian lagi untuk menyamakan yang tidak sama ?

Ingatlah, apa yang anda buat itulah yang menyatakan diri anda
Apa yang anda katakan itu juga yang menyatakan pemahaman anda
Tidak ada sangkut pautnya dengan orang lain karena pada akhirnya anda akan tinggal sendiri didalam kesendirian.

Banggalah terhadap apa yang Allah adakan untuk kita, karena itu satu wujud rasa syukur kepadaNya.


Share This


Like This

No comments :

Post a Comment

Silahkan menyampaikan pertanyaan, komentar dan saran serta masukan untuk menjadi bagian dalam perbaikan