tav

17 July 2013

Yang terbaik


Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Ali 'Imraan:110)

Saya tidak akan membicarakan dari banyak dasar tentang keterbaikan umat, namun satu dasar sudah cukup untuk memotivasi kita dalam berbuat dan berkeyakinan. Ayat di atas tidaklah dapat diimplementasikan dan atau dibuktikan cukup dengan bacaan dan/atau tulisan, namun tetap dengan "bil hal" yakni dengan tingkah dan laku.

Allah SWT melalui Al Quran, menyatakan bahwa kita adalah umat yang terbaik.



Allah melalui Alquran, tentu berfirman dengan kebenaran dan dibenarkan, dan selamanya menjadi benar walau seluruh makhluk tidak membenarkannya. Namun sebagai manusia yang diberikan pikiran dan akal seharusnya bukan sekedar meyakini dengan hati namun sewajibnya kita buktikan kebenaran itu dengan perbuatan agar dapat memberi manfaat dan dimanfaatkan. Dia menciptakan manusia yang sempurna salah satunya untuk maksud yang demikian.

Oleh karena itu kita tidak perlu merasa minder dari yang lain, meskipun saat ini yang lain cendrung lebih maju dari pada kita. Kita sebenarnya umat terbaik, memiliki berbagai kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain, jika saat ini umat yang lain relatif lebih maju, artinya kita belum mengoptimalkan segenap potensi yang kita miliki.

Karena kita adalah umat yang terbaik, konsekuensinya kita harus menjadi pemimpin yang mengarahkan kepada kebaikan, kita harus meminpin dalam teknologi agar teknologi diarahkan untuk kebaikan. Kita harus memimpin dibidang informasi, agar informasi digunakan untuk kebaikan. Kita harus memimpin di bidang politik agar politik dimanfaatkan untuk kebaikan, dan kita harus memimpin di berbagai bidang lainnya agar bisa digunakan untuk kebaikan.

Kebaikan bukan hanya hasil bicara, kebaikan akan lebih nyata jika merupakan hasil kerja. Apa lagi hanya bicara kritik sana kritik sini seperti seorang calo, banyak ngomong tetapi dia sendiri hanya diam saja.

Kita harus bergerak, bertindak, dan berbuat.

Dari Abu Sa’id al-Khudri r.a., dia berkata, “Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Barang siapa diantara kamu melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka hendaklah dengan lisannya. Dan jika tidak mampu, maka hendaklah dengan hatinya. Ini merupakan amalan iman paling lemah.’” (HR Imam dan Muslim)

Faktabiru ya ulil abshar la'allakum turhamun



Share This


Like This

No comments :

Post a Comment

Silahkan menyampaikan pertanyaan, komentar dan saran serta masukan untuk menjadi bagian dalam perbaikan