tav

18 November 2014

BBM Naik lagi (sing penting cintaku kelepek-kelepek)


Kalimat di atas bukan sekali dua kali terdengar sejak 2 atau 3 kepemimpinan di negara yang memiliki ungkapan “gemah ripah loh jinawi” (kekayaan alam yang berlimpah). Masalahnya apa jika BBM naik dan naik lagi ?

Jika politikus bicara, tentunya sebagian besar akan mengatakan ini kebijakan yang tak populer yang mensensarakan rakyat.
Jika kaum ibu yang bicara, sebagian besar akan mengatakan, susah sekarang semua bahan pokok naik gara-gara BBM naik. Sementara gaji suami ndak pernah naik.
Belum lagi pendapat dari ekonom, petani, nelayan dan seabrek profesi dari lapisan bawah masyarakat dinegara yang memiliki “slogan toto tentrem karto raharjo” (keadaan yang tenteram).


Fenomena kenaikan BBM menjadi top news yang ber-episode 2 atau 3 minggu. Minggu ketiga akan kembali sepi karena mungkin sudah bosan berkomentar dan berorasi. Itu yang terjadi setiap ada fenomena BBM naik. “lagu lama” !

Pertanyaan besarnya, SETIAP ADA KENAIKAN BBM SELALU DIBARENGI DENGAN KENAIKAN BAHAN POKOK. APAKAH PEMERINTAH TIDAK MEMIKIRKAN HAL TERSEBUT. Lalu Bagaimana kita bersikap, apakah mesti melakukan tradisi yang berulang-ulang seperti demo, protes sana protes sini atau apa ?

AMBIL HIKMAHNYA, itu bahasa orang bijaksana dan bijaksini.

PERTAMA. BBM naik, aku rapopo. Kalimat “aku rapopo”. Itu kalimat indah, mestinya dibarengi dengan keyakinan bahwa kita memang tak bermasalah dengan kenaikan BBM. Tidak ada keluhan, tidak ada bantahan, walau terkadang kalimat indah yang tertulis selalu berbanding terbalik dengan kenyataan umum. It’s okelah.
Meyakininya memang berat tapi mesti dilakukan dan buktikan dengan perbuatan.
Yakin, kita tidak akan mati karena BBM naik
Yakin kita tidak akan susah karenanya sebab mati tidaknya, susah senangnya semua disebabkan keyakinan akan kuasa Tuhan. Jadi jangan Demo dan selalu katakan “aku rapopo”.

KEDUA. BBM naik, emang gue pikirin ?
Kalimat itu memang terkesan nyeleneh namun jika kita berusaha meyakini dengan keyakinan yang kuat, kalimat tersebut akan membuat seseorang termotivasi untuk tidak hanyut dalam permasalahan yang disebabkan kenaikan BBM. Itu memang bukan porsi kita untuk memikirkannya serahkan saja kepada mereka yang mau memikirkannya.
Yakin bahwa tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya,
Yakin tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya
Yakin Tuhan tidak akan membebani kita diluar kemampuan kita
Jadi, santai saja ndak usah reseh dan rusuh

KETIGA. BBM naik, sudah biasa itu … !!!
Memang demikian yang terjadi karena itu bukan yang pertama. Jika sudah biasa, mengapa kita jadi tersiksa karenanya ? Jika sudah biasa, kita pasti yakin nantinya tak menjadi masalah karena telah beberapa kali kita mengalaminya. Jadi santai saja bersikap tentang BBM naik, ntar BBM-nya ge er lagi !!!!

The end, pamungkasane, akhirnyo atau apapun kalimat sebagian besar masyarakat Indonesia dengan bahasa nalurinya, sing penting “cintaku tetap kelepek-kelepek padamu”



Faktabiru ya ulil abshar la'allakum turhamun





Share This


Like This

No comments :

Post a Comment

Silahkan menyampaikan pertanyaan, komentar dan saran serta masukan untuk menjadi bagian dalam perbaikan