tav

08 May 2013

In Action




Apa yang menghalangi kita untuk MARAH
Jika marah itu menjadikan hal yang BAIK dan MEMBAIKAN
Dan apa yang mewajibkan kita untuk SABAR
Jika sabar itu mengakibatkan KEMUDHORATAN  dan KEMAKSIATAN

Kita diberikan AKAL untuk BERPIKIR
Jika BENAR ikutilah,  jika SALAH rubahlah dengan kemampuan yang tersandang pada diri kita.
Kita tidak diberikan akal hanya untuk MENGIKUTI  tanpa berpikir terlebih dahulu. Berpikirlah, karena pada essensinya apa yang saat ini ada pada diri kita itulah yang terbaik menurut Allah untuk kita setakat ini.
Jika salah, ............. mengapa DIAM, Apa alasan kita untuk DIAM sementara Tuhan Yang Maha Tahu memerintahkan kita untuk merubahnya ?
Jika benar ............ mengapa DIAM, Apa alasan kita untuk DIAM sementara Tuhan Yang Maha Tahu memerintahkan kita untuk mengikuti ?
Apa kita punya ILMU sehingga membelakangi PERINTAH ILMU ?

Jika HANYA mengikuti, .................... anak bebekpun BISA
Jika HANYA mendiamkan, .................... batu karangpun MAMPU


Didalam Islam ada hadist untuk kita terapkan dalam menyikapi suatu kemungkaran.

“Barang siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya,  jika tidak mampu,  maka dengan lisannya,  jika ia masih tidak mampu, maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman.”  (HR. Muslim).

Itulah bunyi lengkap Hadits Nabi SAW yang sering kita dengar digunakan untuk mencegah maksiat/kemungkaran. Sebenarnya banyak sekali pekerjaan yang bisa dilakukan oleh tangan. Tangan iktibar Kuasa.
Tangan bisa dipakai untuk memukul, mementung, atau melempar batu. Tapi selain itu tangan juga bisa untuk membelai, dan menulis. Jika memukul itu akan menjadi sesuatu yang baik, pukul-lah. Memukul juga ada aturannya yakni memukul pada tempat yang tidak membahayakan.
Tanganpun bisa membelai. Belailah jika belaian itu memdatangkan kebaikan, jika mendatangkan keburukan balikan tangan lalu pukul-lah dengan pukulan yang tidak membahayakan.

Lalu bagaimanakah sikap kita seharusnya?

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Al Ahzab:21)

Sesuai ayat di atas tiadalah contoh yang lebih baik dalam bertindak selain dari Rasul SAW. Termasuk pula bertindak terhadap kemungkaran dan kemaksiatan.

Diam adalah salah satu bagian dari mencegah suatu kemungkaran. Namun bukan dengan diam tanpa usaha. Diam yang tanpa usaha hanya sebongkah batu yang tak memiliki akal dan nalar dalam suatu kepindahan atau hijrah dari sesuatu yang baik kepada yang lebih baik.

Share This


Like This

No comments :

Post a Comment

Silahkan menyampaikan pertanyaan, komentar dan saran serta masukan untuk menjadi bagian dalam perbaikan