tav

17 August 2013

Ke merdeka an

KEMERDEKAAN
Perjalanan menuju MERDEKA

Hari ini 68 tahun yang lalu, kemerdekaan memiliki arti yang sangat utuh karena hari ini menjadi moment kemenangan atas segala-galanya yang terangkum didalam bentuk yang bernama penjajah.
Hari ini 68 tahun yang lalu sangat realistis kita teriakan MERDEKA. Merdeka dalam bentuk yang nyata, merdeka dari bentuk yang utuh, merdeka dari kenyataan yang nyata yang kita rebut dengan peralatan nyata yakni senjata.

Namun saat ini, teriakan merdeka terasa sangat berbeda. Kita tak mengenal pasti siapa penjajah, siapa yang mengekang dan membatasi.
Hari ini nilai merdeka sebatas perayaan yang tanpa makna, sebatas doa yang tanpa tujuan, seperti memejamkan mata bukan karena keinginan kantuk. Hari ini berbeda dari 68 tahun yang lalu.

Hari ini aku mengambil iktibar dari Rasulku dengan pernyataannya ratusan tahun yang lalu. Ketika itu Rasulullah, Nabi Muhammad SAW, baru kembali dari perjalanan perang badar perang yang saat itu terjadi pada bulan Ramadhan beliau bersabda: “Kita sedang kembali dari perang kecil, jihadul ashgar, dan akan menuju perang besar, jihadul akbar yakni perang melawan hawa nafsu”

Apa yang dinyatakan Rasulullah SAW dengan pernyataannya menjadi nyata dirasakan saat ini. Kita memang masih terbelenggu oleh nafsu sendiri yang bersenjatakan KEINGINAN

Keinginan yang membara akan jabatan menyebabkan adab dan etika terbunuh. Jabatan yang 68 tahun yang lalu ditakuti sekarang justru dikejar bahkan “dibeli” dengan jaminan keyakinan. Ketakutan akan jabatan sirna seiring dengan besarnya “kepalan tangan” nafsu. Enam Puluh Delapan persen bertolak belakang.
Penjajahan yang dilakukan oleh nafsu bukan tidak kita sadari namun sengaja diikuti dengan gagah berani namun tak ingin mati. pengecut!

Keinginan yang membara akan harta yang menyebabkan rasa dan aturan tersandera. Harta yang 68 tahun yang lalu menjadi barang yang mengkhawatirkan untuk didekati sekarang justru dirampas dari cara-cara yang tidak ber-aturan dan ber-rasa.
Semuanya .......... saat ini menjadi kenyataan yang nyata

Masih adakah ruang dan harapan akan merdeka pada makna yang sebenarnya?
Masing-masing kita harus menjawab karena senjata yang paling ampuh ada pada diri sendiri.

Kita terlahir merdeka
apakah kita ingin mati tersandera dan terjajah?

Kitalah penguasa diri sendiri
kenapa kita tak memerdekannya?





Share This


Like This

No comments :

Post a Comment

Silahkan menyampaikan pertanyaan, komentar dan saran serta masukan untuk menjadi bagian dalam perbaikan