tav

24 May 2013

Kebohongan


Masyarakat adalah sebuah komunitas di mana orang-orang berkumpul bersama dan saling memanfaatkan untuk memperjuangkan kepentingan masing-masing. Itulah masyarakat.

Dalam sejarah kehidupan manusia, kasus dimana seorang manusia (ataupun sekolompok manusia) berbohong dan memperdayai kelompok lainnya demi kepentingan pribadi adalah tidak terhitung banyaknya. Setiap hari, setiap saat, selalu ada kasus baru. Ada orang mengatakan media utama untuk mengendalikan orang adalah dengan kekuatan senjata, ada juga yang mengatakan media yang paling efektif adalah uang dan materi. Namun, sebenarnya ada sebuah media lainnya yang lebih murah dan jauh lebih berbahaya, yaitu bahasa. Hanya dengan menggunakan kata-kata, seorang individu, sebuah perusahaan, bahkan sebuah negara, bisa menyebabkan kehaneuran dan kerugian skala raksasa kepada pihak lainnya (para korban).

Kita semua, secara tidak sadar, sering kali meremehkan permasalahan penipuan konsumen. Kita cenderung berpikir bahwa skala dari kegiatan ini pastilah masih kecil, jadi tidak perlu dibesar-besarkan. Nilai kerugian yang diderita masyarakat pastilah masih keeil, jadi lebih baik aparat kepolisian tidak usah terlalu fokus pada investigasi kasus-kasus penipuan konsumen. Namun, apakah asumsi kita ini akurat ?

Kita mengira tindakan kriminalitas fisik terus bertambah dari tahun ke tahun, namun yang bisa kita pastikan sebenarnya adalah liputan media terhadap kriminalitas fisiklah yang bertambah, baik lewat media koran maupun lewat televisi. Kita mengira kasus penipuan konsumen sangat sedikit, kenyataannya adalah liputan media terhadap kasus inilah yang sedikit. Seandainya berbagai media lebih sering mengekspos jenis kriminalitas ini, kita baru akan menyadari betapa banyaknya kasus penipuan yang ada di sekeliling kita maupun di dunia.

Sebelum bicara soal contoh kasus penipuan, mari kita pikirkan sebentar sebenarnya siapakah para penipu itu? Mengapa mereka melakukannya?
Sebenarnya, berbohong dan menipu adalah karakter dari kita semua. Siapa sih yang tidak berbohong?
Ada orang mengklasifikasikan kebohongan berdasarkan tujuan berbohongnya, ada juga yang mengklasifikasikan kebohongan berdasarkan skala akibatnya.
Sekarang, mari kita lihat tahapan-tahapan sebelum sebuah tindakan naik sampai ke tingkat penipuan.

OMONG KOSONG.

Omong kosong, yang populer disebut dengan istilah bullshit, adalah tahap awal ketika kita mulai belajar untuk mengucapkan hal-hal yang tidak akurat. Berbeda dengan kebohongan, omong kosong tidaklah diucapkan untuk menjebak dan merugikan orang lain. Orang yang beromong kosong adalah mereka yang membicarakan suatu hal dalam kapastitas yang telah melebihi tingkat pemahaman mereka. Kita semua melakukannya, kita semua menikmatinya.

Bila jam istirahat sudah tiba, ataupun bila beberapa teman sudah berkumpul bersama, semuanya akan mulai membicarakan berbagai macam hal, mulai dari hal-hal kecil sampai ke hal-hal rumit semacam politik internasional dan berbagai rahasia alam semesta.

Mengapa ada omong kosong? Sejak kapan manusia melakukannya?

Entahlah, siapa yang tahu? Kelihatannya omong kosong sudah ada sejak manusia ada. Sekadar spekulasi, omong kosong mungkin secara langsung berhubungan dengan sistem demokrasi yang kita anut. Di negara demokrasi, kita bebas untuk bicara, kita dianjurkan untuk bicara. Bila kita diam, kita dituduh tidak partisipatif untuk mengembangkan demokrasi, dan lebih buruknya lagi, sejumlah orang mencap orang diam sebagai orang bodoh. Untuk menghindari tuduhan ini, sejak kecil, murid-murid di sekolah sudah dididik, dibentuk, dan kalau perlu dipaksa untuk selalu bicara dan menyatakan pendapatnya.
Akibatnya, bisa ditebak, karena intensitas masyarakat untuk membiearakan hal-hal yang dalam batas-batas ter tentu tidak mereka pahami meningkat, jumlah omong kosong pun meningkat.

Beberapa tahun yang lalu, saat aku berkumpul dalam suatu rapat pada perusahaan swasta, dalam salah satu rapat yang dihadiri oleh bos besar, bos berkata: "Hei, kalian jangan diam saja. Kalau ada ide katakan sekarang. Kalau kamu diam saja, saya anggap kamu bodoh!"
Pada rapat-rapat di kemudian hari yang bila dihadiri oleh bos, semua staf marketing memegang teguh prinsip ini : "lebih baik bicara dan ketahuan bodoh daripada tidak mencoba dan tetap dituduh bodoh!"


KEBOHONGAN "Putih"
Yang dimaksud dengan kebohongan putih adalah kebohongan yang diucapkan untuk menjaga ataupun memperbaiki hubungan sosial antar individu di masyarakat, dan oleh karenanya tidak terhindarkan dan "perIu" dilakukan.

Contohnya:
© "Apa kabar Mas? Sudah lama tak jumpa, kami kangen sekali padamu"
© "Wah, kamu tampak cantik sekali hari ini"
© "Senang sekali berjumpa denganmu"
© "Wah, anakmu sudah besar ya. Ganteng sekali dia"
© "Bajumu bagus sekali. Beli di mana?"

Dengan orang-orang yang lebih dekat, mungkin Anda pernah juga mendengar kata-kata:
© "Saya akan selalu setia bersamamu. Mulai sekarang sampai hari kiamat memisahkan kita"
© "Besok malam saja sayang. Saya kurang enak badan hari ini"
© "Saya akan pulang agak malam sayang. Ada rapat di kantor"

Bisa Anda bayangkan, seandainya kita sama sekali tidak pernah mengucapkan kebohongan putih, dunia ini tentunya akan sangat sunyi dan hubungan antar individu, baik di masyarakat maupun di keluarga, tentunya tidak akan sebaik sekarang.


KEBOHONGAN "Abu-Abu"
Kebohongan abu-abu adalah kebohongan yang diucapkan untuk mendapatkan sejumlah keuntungan bagi diri sendiri, disadari oleh sang pengucap, namun masih dalam batas yang tidak terlalu merugikan pihak pendengar.

Contoh:
Seorang Bapak mengatakan kepada anaknya:
"Saya sangat mencintaimu nak, saya juga sangat rnencintai Iburnu. Seandainya bisnis saya tidak gagal, saya pasti akan rnernbawa kalian keliling dunia dan rnernberikan lebih banyak kepada kalian"

(Kenyataannya, bisnisnya gagal karena kebiasaan judinya yang akut, dan juga karena beberapa wanita simpanan yang menguras habis uangnya).

KEBOHONGAN "Hitam"
Kebohongan hitam adalah kebohongan yang diucapkan secara sadar dan sengaja untuk rnenyesatkan pendengar dan mernberikan keuntungan pribadi bagi pengucapnya.

Sebagian pengusaha kotor, politisi busuk, pengacara tak bernurani, dan juga sejumlah perusahaan periklanan tak bermoral, tidak henti-hentinya mengucapkan kebohongan terhadap masyarakat. Orang-orang ini, karena kekuatan uang dan kekuasaan, tak tersentuh sama sekali oleh hukum.
Kadang-kadang, kita tidak bisa berhenti merasa heran, apakah sungguh-sungguh berbohong dan menjebak orang adalah hal yang salah. Bila ya, mengapa begitu banyak orang yang bebas melakukannya?

PENIPUAN. Pada dasarnya, perbedaan kebohongan hitam dan penipuan adalah pelakunya. Untuk kebohongan hitam, pelakunya adalah orang-orang yang karena pekerjaan, ataupun karena pangkatnya, memiliki "hak" untuk berbohong, sedangkan untuk penipuan, pelakunya adalah warga negara biasa ataupun perusahaan yang tidak memiliki "legitimasi untuk berbohong."

Apa yang saya yakini saat ini tentang hidup tidaklah sama dengan apa yang saya yakini beberapa tahun yang lalu. Bisa jadi, apa yang akan saya percayai di masa mendatang juga tidak sama dengan apa yang sedang saya percayai saat ini . Seperti kata-kata sebuah pepatah kuno, "Sambil Hidup Sambil Belajar."

Manusia bukanlah Tuhan, bumi juga bukan surga. Seandainya dunia temp at kita hidup ini memang begitu sempurna, seandainya manusia bisa benar-benar sangat jujur dan mulia, saya khawatir kita tidak akan lagi memujaTuhan dan mendambakan surga.

Sahabatku, di hari-hari mendatang, bila seseorang mengajak Anda untuk melakukan sesuatu atau memberikan sebuah proposal bisnis dan meminta uang dari Anda, pikirkanlah dua hal ini :

"Apakah orang itu akan mendapatkan keuntungan seandainya apa yang baru saja dia ucapkan adalah kebohongan?"
"Seandainya itu memang kebohongan dan Anda mempercayainya, seberapa besar pengaruh kerugian itu bagi kehidupan Anda? Apakah Anda sanggup menanggungnya?"

Sifat mudah mempercayai orang, biasanya juga diikuti dengan sifat mudah memaafkan dan mudah melupakan. Ketiganya adalah teman baik yang sulit dipisahkan. Ya, saya kira memang demikian, karena saya terkadang memiliki ketiga-tiganya.
Orang-orang yang memiliki ketiga sifat yang kurang menguntungkan ini memiliki resiko tertipu yang lebih besar dibandingkan dengan yang lain. Bila Anda merasa Anda juga seperti itu, tulisan ini ditulis untuk Anda.

Sebagai penutup tulisan ini, izinkan saya untuk rnengoreksi sebuah pikiran yang sekarang mungkin ada di kepala Anda. Bagaimanapun tulisan ini adalah tulisan tentang kebohongan dan penipuan, sebuah topik yang benar-benar negatif. Tentu saja manusia yang terlibat didalam cerita-cerita di tulisan ini ini juga tampak negatif.

Namun, jangan sampai buku ini menghancurkan hubungan Anda dengan orang-orang di sekitar Anda. Jangan sampai karena Anda membaca tulisan ini, lantas mulai sekarang Anda rnencurigai semua orang secara membabi-buta, bukan itu yang saya inginkan dari tulisan ini. Tujuan tulisan ini hanya MEMPERKENALKAN KEBOHONGAN dan PENIPUAN dalam berbagai persepsi

Mengalami sendiri berbagai jenis penipuan dan melakukan sejumlah tindakan konyol lainnya di tahun-tahun terakhir ini, saya menemukan bahwa ternyata orang yang selalu berada di sisi saya, tidak meninggalkan saya, dan juga tidak menertawai saya secara berlebihan adalah keluarga saya dan beberapa teman baik saya.

Saya percaya manusia memang masih memiliki berbagai sisi baik yang tidak dimiliki oleh kehidupan lainnya. Dunia ini tidaklah sepenuhnya gelap dan palsu, masih ada cahaya, masih ada harapan.



Share This


Like This

No comments :

Post a Comment

Silahkan menyampaikan pertanyaan, komentar dan saran serta masukan untuk menjadi bagian dalam perbaikan