tav

17 June 2013

Sholat dan Nilai substansinya


Shalat adalah perintah Allah Swt. dan ibadat yang paling utama untuk membuktikan ke-Islaman seseorang. Untuk mengukur keimanan seseorang, dapat dilihat kerajinan dan keikhlasan dalam mengerjakan shalat. Jika shalatnya baik, maka baiklah segala amalan yang lain, dan jika shalatnya itu rusak, maka rusak pula amalan yang lain. Jelasnya apabila seseorang mengaku beriman, tetapi ia tidak pernah mengerjakan shalat, maka pengakuannya tidak dibenarkan oleh syara’. Islam memandang shalat sebagai tiang agama dan intisari Islam terletak pada shalat, sebab dalam shalat tersimpul seluruh rukun agama. Dan amal ibadah yang pertama dihisab adalah shalat.

Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya amal seseorang yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, maka ia benar-benar beruntung dan berhasil, tetapi jika shalatnya rusak maka ia benar-benar merugi. Jika dari shalat fardhunya ada sesuatu yang kurang maka Allah berfirman, “Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah, sehingga dengannya shalat fardhunya disempurnakan?. Kemudian seluruh amalnya (baru) dihisab“.(HR. Turmudzi)

Sholat merupakan tiang agama. Dengan sholatlah kita "menghadap" yang Maha Kuasa. Begitu banyak pendapat dan literatur terhadap kajian tentang sholat, demikian juga dengan ayat-ayat Allah dan Hadist Rasulullah tentang sholat.

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain).” (QS. Al-Ankabuut [29] : 45).

“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepadaNya." (QS. Al-Baqarah [2] : 45-46).

”Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.

Dengan sholat seorang muslim mendapatkan kemenangan yang “dilegalisir” oleh Allah dan Rasulullah.Tapi ingat Saudaraku, kemenangan yang dijanjikan oleh Allah dan rasul tentulah kemenangan yang hakiki, dan sholat juga sholat yang hakiki dan bukan sholat yang “asal-asalan”, karena dengan sholat juga kita akan dicampakan ke dalam neraka sebagaimana ancaman Allah :

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya." (QS. Al-Ma'uun [107] : 4-6).

Disatu sisi Sholat bisa membawa kepada kemenangan dan disisi lain juga bisa mendorong seseorang kepada kesengsaraan. Disinilah kita perlu mengkaji dan meneliti sejauh mana sholat yang diinginkan Allah dan Rasulullah.

“Shalatlah kamu sekalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.”(HR. Bukhari)

Tapi bagaimana essensi sholatnya Rasulullah, itulah yang menjadi KAJIAN utama kita sebagai umat Rasul. Mengherankan sekali, orang yang mencuci wajahnya berkali-kali dalam sehari, tetapi tidak mencuci hatinya walaupun sekali setahun.

Share This


Like This

No comments :

Post a Comment

Silahkan menyampaikan pertanyaan, komentar dan saran serta masukan untuk menjadi bagian dalam perbaikan