tav

30 September 2013

Nikmat

Seringkali kita mendengar orang mengucapkan kalimat-kalimat syukur terhadap nikmat Allah berupa nikmat kesempatan dan nikmat kesehatan . Kedua nikmat tersebut baru terasa penting ketika dia hilang dari genggaman. Kita baru merasakan nikmatnya waktu luang ketika kita tengah dilanda kesibukan. Kita baru merasakan betapa besarnya anugerah masa muda ketika kita sudah tua renta. Nikmat yang hilang sebagaimana kalimat di atas bisa kita kembalikan sepanjang kita menyadari kekeliruan dan berusaha untuk tidak mengulanginya. Jadi nikmat menurut kalimat tersebut dapat dikembalikan karena bersipat temporary.

Kalimat tersebut betul karena bisa jadi kebetulan kita merasakannya. Namun yang diinginkan oleh Tuhan Yang Maha Hidup bukanlah ada atau tidaknya kesempatan dan kesehatan namun lebih karena adanya rasa untuk merasakan atau tidak merasakan. Jika tidak memiliki kesempatan dan kesehatan apakah hilang kewajiban untuk bersyukur?

Merasakan itu nikmat karena hanya kita yang memahami sebab kita yang merasakan. Tak ada kalimat yang dapat mengiktibarkan secara pasti kata merasakan sebelum kita sendiri melakukan. Kesempatan dan kesehatan itu akan menjadi ADA jika adanya RASA yang harus Ada dan Sedia.

Kembali kepada Nikmat, makna sesungguhnya tentang nikmat bukanlah pada hal-hal yang bersipat temporary atau sementara namun nikmat pada makna sesungguhnya adalah Tetap dan Sedia.
Apakah masih bisa kita rasakan kesempatan dan kesehatan jika tidak adanya unsur hidup dalam diri ini ?
Apakah masih dapat kita merasakan kesempatan dan kesehatan jika rasa telah sirna dalam jiwa ini ?

Sungguh, hanya HIDUP dan kehidupan yang pantas untuk kita syukuri melebihi dari unsur yang lainnya. Tidak ada kesempatan dan kesehatan tanpa kehidupan. Tidak ada kekayaan dan kemiskinan tanpa kehidupan, dan tidak akan ada kesemuanya jika kehidupan sirna.

Hidup adalah NIKMAT, akibat dari HIDUP maka timbullah RAHMAT. Semua harus disyukuri dengan cara menjalani sesuai dengan rule of the game yang ditetapkan.

QS Al Furqan: 58 : Dan bertawakallah kepada Allah Yang Maha Hidup (Kekal) Yang tiada mati, dan bertasbihlah dengan memujiNya…


Faktabiru ya ulil abshar, la'allakum turhamun



Share This


Like This

No comments :

Post a Comment

Silahkan menyampaikan pertanyaan, komentar dan saran serta masukan untuk menjadi bagian dalam perbaikan