tav

24 March 2015

Perkataan yang baik itu Emas

Kata menunjukan bahasa. Tuhan Yang Maha Menjadikan, menjadikan manusia sebagai sesempurna ciptaanNya. DijadikanNya mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, hingga mulut (lidah) untuk menyampaikan. Semua penjadian yang dijadikan Tuhan bukan tanpa syarat dan rukun dalam penggunaannya. Semua ada ketentuan yang dipersyaratkan guna menjadikan semuanya baik dan membaikan. Satu contoh mengenai cara penyampaian, hendaklah disampaikan dengan cara yang baik, lemah lembut, sopan dan santun, hingga menyampaikan pada seorang sekaliber Fir’aun-pun syarat tersebut berlaku.

Hal ini termuat didalam aturan Islam dalam Q.S. Thaha: 43-4 :
“Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.”

Hal yang sama juga diperintahkan kepada setiap umat beragama.

Dalam Kristen melalui Kolose 4:6, “Dapatkah kita mempersiapkan diri untuk menanggapi komentar negatif dengan cara yang diperkenan Allah? Ya. Paulus menyarankan, ”Hendaklah ucapanmu selalu menyenangkan, dibumbui dengan garam, sehingga kamu mengetahui bagaimana seharusnya memberikan jawaban kepada setiap orang”
Tentang bersopan santun dan mengendalikan ucapan, hal ini berbandinglurus dengan ajaran lainnya. Didalam agama Budhapun, perintah mengendalikan ucapan secara tegas diperintahkan :
“ Hendaklah orang selalu menjaga rangsangan ucapannya, hendaklah ia mengendalikan ucapannya. Setelah menghentikan perbuatan-perbuatan jahat melalui ucapan, hendaklah ia giat melakukan perbuatan-perbuatan baik melalui ucapan”. (Dhammapada 232)
Dalam ajaran Hindu, pun perintah berkata yang baik dan santun menjadi bagian penting dalam mencapai kesempurnaan. Melalui Tri Kaya Parisudha yang merupakan salah satu aplikasi dan perbuatan baik (subha karma). Unsur Wacika (ucapan/perkataan yang baik, jujur dan benar) dengan menghindari : Perkataan jahat, menyakitkan, kotor (ujar ahala), Perkataan keras, menghardik, kasar (ujar aprgas), Perkataan memfitnah (ujar pisuna), dan Perkataan bohong (ujar mithya)

Secara substansi, tak ada sembarang agamapun yang memerintahkan umatnya untuk berkata kasar dan kotor, oleh karena itu jika seseorang berkata kasar dan kotor, jelas mereka menciderai nilai-nilai religius yang menjadi palsafah dari umat beragama.

Disamping karena perintah agama dan nilai sosial, penyampaian (lisan) yang baik menjadi bagian penting dalam berkomunikasi . Oleh sebab itu sudah menjadi keharusan untuk berkata baik dan sopan. Beberapa pertimbangan yang dapat dijadikan referensi mengapa kita harus mengedepankan ucapan yang baik.
  1. Substansi dari ucapan lisan adalah keadaan hati. Jika keadaan hatinya baik maka ucapannya akan menjadi baik. Orang yang hatinya indah akan selalu berbandinglurus dengan ucapannya, dan sebaliknya. Andai kita temui seseorang yang berkata baik dan santun dalam berbicara maka hal tersebut dapat mencerminkan kebaikan hatinya, minimal sampai lisannya berucap;
  2. Apapun yang tersimpan didalam hati menjadi tidak berarti hingga diucapkan dan dilakukan. Perkataan/ucapan yang bersembunyi dalam hati merupakan hak pribadi dan rahasia, dan ucapan yang telah disampaikan melalui lisan menjadi milik orang lain yang mendengarkannya. Oleh karena itu mereka berhak menilai ucapan yang kita sampaikan. Jika tidak ingin dinilai, DIAM menjadi pilihan terbaik;
  3. Jika kita mendengar perkataan/ucapan yang kasar dan kotor tentu akan tidak mengenakan, hal yang sama akan terjadi jika perkataan kasar dan kotor keluar dari lisan kita;
  4. Perkataan yang baik akan mengikat persaudaraan dan mendatangkan kesejukan oleh karena itu hindarilah perkataan yang kasar dan kotor karena ia akan memutuskan persaudaraan dan menimbulkan pertentangan;
  5. Jangan pernah berpikir apa yang telah kita ucapkan akan hilang bagai debu terhembus badai. Kenyataan banyak perkataan yang kita ucapkan beberapa tahun lalu, masih diingat oleh orang lain. Sungguh beruntung jika kata-kata itu baik. Namun sungguh rugi kita jika kata-kata itu buruk. Setiap kata yang baik, menghasilkan pahala yang baik. Namun, setiap perkataan buruk pasti akan dibalas dengan imbalan yang juga buruk. Bahkan, guru spiritual saya mengatakan; "Betapa besarnya murka Tuhan kepada orang yang mengatakan sesuatu yang bertolak belakang dengan perbuatannya." Maka yakinlah, setiap perkataan harus dipertanggungjawabkan.
  6. Sadarilah bahwa lisan itu bahaya dan membahayakan jika tidak mengikuti dan berjalan sebagaimana aturannya. Meski demikian kita wajib berbicara untuk menyampaikan yang baik dan membaikan. Melaksanakan amanah lisan dengan cara yang baik sungguh bukan perkara gampang, perlu kehatian-hatian karena lisan itu membahayakan.
    “Tidak akan istiqamah iman seorang hamba sehingga istiqamah hatinya. Dan tidak akan istiqamah hati seseorang sehingga istiqamah lisannya” HR Ahmad.
Perkataan yang kasar dan kotor dan cendrung salah, terlebih disampaikan dengan emosi yang tidak terkontrol, tentu akan sangat membahayakan karena bisa menyakitkan perasaan orang lain. Dalam kondisi demikian, diam itu bagaikan emas yang sangat berharga. Namun sebaliknya, perkataan yang baik disampaikan dengan santun dan beretika tentu akan menenangkan yang mendengar, maka pada kondisi terseut Berbicara itu Emas dan Diam itu perak.

"Orang yang berbicara dengan kebatilan adalah setan yang berbicara, sedangkan orang yang diam dari kebenaran adalah setan yang bisu". Orang yang berbicara dengan kebatilan ialah setan yang berbicara, ia bermaksiat kepada Allah Ta`ala. Sedangkan orang yang diam dari kebenaran ialah setan yang bisu, ia juga bermaksiat kepada Allah Ta`ala.

Pada konteks penyampaian, idealnya dilakukan melalui lisan yang baik, namun menyampaikan tidak hanya dapat menggunakan dengan lidah semata juga dapat dilakukan dengan perbuatan. Mana yang terbaik untuk diterapkan, kembali kepada kemampuan pribadi setiap orang.

Jika hati (niat) baik itu adalah EMAS maka keluarannya poen seharusnya EMAS boekan BESI

Share This


Like This

No comments :

Post a Comment

Silahkan menyampaikan pertanyaan, komentar dan saran serta masukan untuk menjadi bagian dalam perbaikan